Branding

Beberapa Alasan Kenapa Brand UMKM Gagal

Dari namanya UMKM memang memiliki kepanjangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), walaupun usaha kecil namun memiliki kontribusi yang sangat besar dan krusial bagi perekonomian Indonesia secara makro.

Kementerian Koperasi dan UKM RI melaporkan bahwa secara jumlah unit, UMKM memiliki pangsa sekitar 99,99% (62.9 juta unit) dari total keseluruhan pelaku usaha di Indonesia (2017), sementara usaha besar hanya sebanyak 0,01% atau sekitar 5400 unit.
Usaha Mikro menyerap sekitar 107,2 juta tenaga kerja (89,2%), Usaha Kecil 5,7 juta (4,74%), dan Usaha Menengah 3,73 juta (3,11%), sementara Usaha Besar menyerap sekitar 3,58 juta jiwa.

Artinya secara gabungan UMKM menyerap sekitar 97% tenaga kerja nasional, sementara Usaha Besar hanya menyerap sekitar 3% dari total tenaga kerja nasional.

Baca Juga: Membangun Brand Dengan Positioning

Pelaku UMKM juga harus bersaing dengan sesama pelapak dengan produk yang lebih berkualitas. Apalagi mereka juga harus bersaing dengan produk dari brand – brand ternama. Sehingga beberapa dari UMKM tidak bisa bertahan dipasaran.

Walaupun ada banyak faktor lainnya yang menyebabkan brand – brand UMKM gagal. Berikut ini 3 alasan kenapa banyak brand UMKM yang gagal.

1. Tidak Menentukan Target Market

Saat ditanya target market/target pasar, pasti jawabnya ke semua orang. Padahal kita tidak bisa untuk membuat produk yang di jual ke semua orang, pasti ada target market tertentu.
Dengan target market kita dapat membagi suatu market menjadi kelompok-kelompok pembeli yang berbeda yang mungkin membutuhkan produk atau pemasaran yang berbeda. Seperti umur, jenis kelamin, tipe keluarga (Keluarga inti,kecil, besar), pendapatan, pekerjaan, pendidikan, agama, ras, gaya hidup, kelas sosial, kepribadian.

2. Brand Positioning Tidak Jelas

Tidak bisa menjelaskan posisi brand di benak konsumen ingin di kenal sebagai brand seperti apa. Contohnya, ketika membuat brand ayam goreng, mereka tidak bisa menjelaskan, ingin dikenal oleh konsumen sebagai brand ayam goreng yang kulitnya renyah, dagingnya empuk, atau rasanya yang gurih. Kebanyakan dari mereka hanya menjawab yang enak. Padahal yang enak juga banyak.

3. Tidak Punya Unique Selling Point

Beberapa UMKM tidak bisa menjelaskan apa keunikan produk atau jasa yang mereka tawarkan dibandingkan dengan kompetitor.
Misalnya produk ayam goreng, keunikannya cuma renyah. Bisa jadi banyak produk sejenis yang malah lebih renyah, namun memiliki beragam varian rasa.

Baca Juga : Perbedaan Unique Selling Proposition dengan Value Proposition

Itulah 3 alasan kenapa banyak brand UKM yang gagal saat menjalankan bisnis dengan brandnya.

Lalu, bagaimana dengan Anda? apakah Anda punya salah satu alasan tersebut?

Kemazan

Recent Posts

Pentingnya Desain Produk Display untuk Jualan di E-Commerce

Dalam era digital saat ini, e-commerce telah menjadi pilihan utama bagi banyak bisnis untuk memasarkan…

20 hours ago

Tugas Community Manager Untuk Perkembangan Sebuah Brand

Di era digital yang semakin maju, peran Community Manager dalam perkembangan sebuah brand menjadi sangat…

1 week ago

Gemini Imagen 3, Gambar AI Generative Terbaru untuk Pengguna Google Gemini

Google baru-baru ini mengumumkan peluncuran model AI generasi gambar terbarunya, Imagen 3, yang kini tersedia…

2 weeks ago

Penggunaan AI Image Generatif Untuk Membuat Referensi Desain

Dalam beberapa tahun terakhir, kecerdasan buatan (AI) telah menjadi alat yang semakin populer di industri…

1 month ago

Contoh Prompt untuk Membuat Gambar Realistik Menggunakan AI Model Flux

Dalam era teknologi yang semakin canggih, inovasi dalam kecerdasan buatan terus berkembang pesat, khususnya dalam…

2 months ago

Menyambut 2025: Font yang Cocok untuk Tema Akhir Tahun dan Tahun Baru

Ketika tahun baru 2025 semakin mendekat, banyak desainer mulai mencari font yang mampu mewujudkan semangat…

2 months ago